Oase di Tengah Perjalanan Kami

Puisi untuk pak Nurdin

Nurdin Qusyaeri
Foto Yuyun Asymiawati: Ibu-ibu KPI sedang berfoto bersama mang Nurdin.

 

Oleh Yuyun Asymiawati*

Di antara lembar-lembar catatan dan tumpukan soal beranak cucu,

Ada seberkas cahaya yang tak pernah letih menyinari kami.

Namanya: Pak Nurdin Qusyaeri,

Dosen kami, pelita di antara kabut pencarian jati diri.

Bukan soal mudah yang membuat kami mengeluh,

Tapi dari tiap butir pertanyaan, tumbuh akar-akar ilmu yang kokoh.

Pak Nurdin tidak hanya mengajar,

Beliau menggali, menyiram, hingga benih dalam jiwa kami mekar.

Di kelas, beliau bukan sekadar pemateri,

Tapi penyulut nyala bagi bakat-bakat yang kami sendiri ragu miliki.

“Menulislah,” katanya,

Dan tiba-tiba pena kami punya sayap,

Ide-ide kami bukan lagi bisu.

Pak Nurdin adalah oase di padang panjang perkuliahan,

Tempat kami berhenti sejenak,

Mengisi keyakinan, meneguk semangat,

Sebelum kembali berjalan menapaki mimpi-mimpi berat.

Kami tidak marah pada soal yang beranak cucu,

Karena dari situlah kami dilatih untuk tidak rapuh.

Kami justru bersyukur,

Dikelilingi dosen KPI yang tak hanya pandai bicara,

Tapi juga bijak menumbuhkan rasa.

Pak Nurdin, dan seluruh dosen kami,

Adalah alasan kami terus ingin belajar tanpa henti.

Kami bangga menjadi mahasiswi KPI Tamhid,

Kami bangga mengenal,

Dan menimba ilmu dari pribadi-pribadi yang begitu mulia.

Salam hormat dan bakti kami,

Untuk Pak Nurdin Qusyaeri,

Untuk para dosen yang telah membentuk kami,

Menjadi lebih berani, lebih berarti.

*Penulis adalah mahasiswi KPI semester VIĀ 

 

Baca Juga:  Tangisan yang Tertahan Itu, Akhirnya Pecah Juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *