Sastra  

Jalan Keluar, Bukan Penghapusan Masalah

 

Oleh Nurdin Qusyaeri

Laut itu masih ada, ombaknya masih menggelora, dan badai ketakutan masih mengempas-empas di dada Musa. Tapi Allah tidak melenyapkan lautan. Tidak dengan satu kilatan cahaya, tidak dengan satu mantra surgawi. Dia tidak membuat air itu menguap atau bumi menelan samudra.

Sebaliknya, Dia membelahnya. Dua dinding raksasa yang tegak seperti gunung, menciptakan jalan setapak di tengah gulungan maut. Jalan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Sebuah solusi yang menakjubkan, bukan penghapusan masalah.

Api masih menyala. Bara masih merah. Udara masih mengandung aroma daging yang terbakar. Tapi ketika Ibrahim dilemparkan ke dalamnya, api itu tunduk. Tidak mati, tidak padam, tidak menghilang dari jagat raya. Hanya menjadi dingin. Tetap ada, tapi tak lagi mengancam. Bukankah itu lebih ajaib? Bukankah itu lebih menggugah?

Ayub tidak serta-merta pulih. Deritanya tidak diangkat dalam sekejap. Allah tidak mengirim embun dari langit untuk menyapu luka-lukanya.

Sebaliknya, Dia menuntunnya ke sebuah mata air. Dia harus berjalan, harus merasakan tanah di bawah kakinya, harus menemukan sumber penyembuhannya sendiri.

Allah memberinya petunjuk, bukan sekadar mukjizat instan.

Dan Maryam, dengan kelelahan yang menyergap, dengan tubuh yang nyaris remuk karena perihnya melahirkan, tidak disuguhi kurma secara ajaib. Tidak ada sekeranjang buah yang tiba-tiba muncul di pangkuannya.

Sebaliknya, Dia memerintahkannya untuk menggoyang pohon. Tindakan kecil yang tampaknya tak berarti. Seorang wanita yang baru saja melahirkan, mengguncang batang pohon yang kokoh? Mustahil. Tapi justru dari situ, rezeki itu jatuh.

Laut tetap ada. Api tetap ada. Penyakit tetap ada. Rasa lapar tetap ada. Tapi solusi pun hadir dalam bentuk yang lebih dahsyat daripada sekadar penghapusan.

Baca Juga:  Janari Wekasan

Begitulah cara Allah bekerja. Dia tidak selalu menghapus masalah kita, tapi Dia selalu memberikan jalan keluar.

Yang kita perlukan bukan mengeluh, bukan meratapi keadaan, tapi percaya dan melangkah.

Karena sering kali, solusi sudah ada—hanya saja kita belum bergerak menujuke arahnya.

Wallahu’alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *