Agama  

Momentum Hijrah Hakiki & Pembangunan Ekonomi Berkeadilan di Tahun Baru 1447 H

Momentum Hijrah yang hakiki
Foto Daras.id

Hamdallah..

Iyyakum wa nafsii, muttaqiinallah wa iyyaya.

Hadirin Jama’ah Jum’at rohimakumullah,

Hari ini, kita berdiri nerada di gerbang baru. 1 Muharram 1447 Hijriyah. Tanggal ini adalah monumen agung peristiwa paling menentukan: Hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Khalifah Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu memilih peristiwa ini sebagai titik nol peradaban Islam karena Hijrah itulah turning point sejati. Titik di mana cahaya tauhid menjadi fondasi membangun peradaban manusia terbaikMadinah Al-Munawwarah.

Hijrah bukan sekadar perpindahan fisik. Ia adalah revolusi jiwa dan transformasi masyarakat menyeluruh. Di Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun pilar-pilar peradaban yang kokoh:

1. Piagam Madinah (Shahifatul Madinah). Konstitusi pertama di dunia yang mengikat berbagai suku (Aus, Khazraj) dan agama (Muslim, Yahudi) dalam satu kesatuan politik berdasarkan prinsip keadilan, tanggung jawab bersama, dan perlindungan bagi semua warga.

2. Ukhuwwah Islamiyyah. Persaudaraan mendalam antara Muhajirin dan Anshar, mengatasi ikatan darah dan suku. Allah memuji mereka dalam firman-Nya:

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka… Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan…” (QS. Al-Hasyr: 9)

3. Masyarakat Berbasis Tauhid dan Akhlak. Di mana masjid menjadi pusat kehidupan spiritual, intelektual, dan sosial. Hukum Allah ditegakkan, keadilan ditebarkan, dan akhlak mulia menjadi identitas.

4. Sistem Ekonomi Berkeadilan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya membangun masjid dan persaudaraan, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang Islami! Beliau mendirikan pasar khusus di Madinah (Sūq al-Madīnah) sebagai alternatif dari pasar Yahudi yang sarat dengan penipuan dan riba.

Inilah bukti kesempurnaan syariat Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk muamalah. Rasulullah menetapkan prinsip-prinsip dasar ekonomi syariah di pasar tersebut:

  • Larangan Riba (Bunga) dengan Tegas: Allah berfirman dengan tegas (qath’i):

وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275)

  • Larangan Penipuan (Gharar) dan Monopoli (Ihtikar). Rasulullah bersabda:
Baca Juga:  Peran Istri dalam Menguatkan Keintiman Emosional dalam Rumah Tangga

مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنَّا

“Barangsiapa menipu, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim)

  • Transaksi Jelas dan Jujur. Beliau memerintahkan timbangan dan takaran yang benar (QS. Al-Muthaffifin: 1-3).
  • Pasar Terbuka dan Adil. Pasar didirikan untuk memudahkan transaksi yang sehat, jauh dari praktik kecurangan yang marak di pasar lain. Lokasinya dekat Masjid Nabawi, menyimbolkan kesatuan antara ibadah mahdhah (ritual) dan muamalah (sosial-ekonomi) dalam Islam.

Inilah Hijrah yang Hakiki dan Menyeluruh! Dari Makkah yang tertindas menuju Madinah yang membangun peradaban paripurna: politik yang adil, persaudaraan yang tulus, akhlak yang mulia, dan ekonomi yang berkeadilan serta bebas riba.

Madinah menjadi prototype masyarakat ideal: Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

Pertanyaan untuk Kita Hari Ini:

  • Sudahkah “Hijrah” kita menyentuh aspek ekonomi? Masihkah kita terlibat atau mendukung sistem ribawi yang jelas-jelas diharamkan Allah (QS. Al-Baqarah: 275, 278-279)?
  • Apakah transaksi kita sehari-hari (jual-beli, pinjam-meminjam, investasi) sudah terbebas dari gharar (ketidakjelasan) dan penipuan?
  • Sudahkah kita berusaha mencari nafkah dan membelanjakan harta dengan cara yang halal dan thayyib, sebagaimana prinsip pasar yang dibangun Nabi?

Khutbah Kedua

Jama’ah Jum’at rohimakumullah,

Momentum 1 Muharram ini adalah seruan Ilahi untuk Berhijrah yang Sebenarnya dan Menyeluruh! Hijrah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencakup segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi kita. Sabda beliau yang qath’i maknanya:

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Dan (hakikat) orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah atasnya.” (HR. Bukhari)

Inilah Hijrah Intelektual, Spiritual, Sosial, dan Ekonomi yang wajib kita lakukan:

1. Hijrah dari Maksiat Menuju Ketaatan. Tinggalkan segala yang haram.

2. Hijrah dari Kebodohan Menuju Ilmu Syar’i. Pahami halal haram muamalah.

3. Hijrah dari Egoisme Menuju Ukhuwwah. Bangun silaturahmi dan tolong-menolong.

4. Hijrah Ekonomi. Dari Riba dan Ketidakjelasan Menuju Muamalah Syariah! Ini poin krusial di zaman sistem riba mengglobal:

Baca Juga:  Makna dan Hikmah Sakit dalam Islam

Tinggalkan Riba Segala Bentuk. Bank konvensional, kartu kriba, pinjaman online ribawi, investasi haram. Allah mengancam pelaku riba dengan perang (QS. Al-Baqarah: 279). Carilah alternatif syariah: bank syariah, BMT, koperasi syariah, pembiayaan tanpa bunga.

  • Bangun Perekonomian Umat. Gunakan produk dan jasa sesama Muslim yang halal. Dukung pasar, warung, toko, dan usaha umat yang berprinsip syariah, meneladani semangat Sūq al-Madīnah.
  • Transaksi Jelas dan Jujur. Hindari gharar (ketidakpastian), penipuan, dan monopoli yang merugikan masyarakat.
  • Prioritaskan Halal dan Thayyib. Dalam mencari rezeki dan mengkonsumsi. Harta halal adalah syarat diterimanya doa (HR. Muslim).
  • Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) Sebagai instrumen pembersih harta, pemerataan ekonomi, dan penguat ukhuwwah.

5. Hijrah dari Pasif Menuju Kontribusi Peradaban. Aktif membangun institusi ekonomi syariah, edukasi keuangan Islam, dan gaya hidup halal sebagai bentuk ketakwaan dan pembentukan “Madinah” ekonomi modern.

Pamungkas

Tahun Baru Hijriyah 1447 H adalah panggilan mendesak untuk evaluasi total (muhasabah), terutama dalam muamalah ekonomi kita yang seringkali terlupakan.

Mari jadikan tahun ini sebagai tahun Hijrah Hakiki dan Menyeluruh:

  • Hijrah dari kelalaian menuju kesadaran.
  • Hijrah dari dosa menuju taubat nasuha.
  • Hijrah dari kebatilan menuju kebenaran.
  • Hijrah dari sistem ekonomi ribawi menuju ekonomi syariah yang berkeadilan.
  • Hijrah dari kehancuran menuju pembangunan peradaban Islami paripurna.

Semoga Allah jadikan kita termasuk “Al-Muhajirin” sejati, yang meninggalkan larangan-Nya dalam semua aspek, termasuk ekonomi, dan berkomitmen pada perintah-Nya. Hijrah kita diterima, amal kita diberkahi, dan kita dikumpulkan di Jannah-Nya.

اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك، وارزقنا الحلال الطيب، ونجنا من الحرام والربا والغش. واجعل تجارتنا رابحة لا تبور.

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

سبحان ربك رب العزة عما يصفون، وسلام على المرسلين، والحمد لله رب العالمين.

Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.

(Tim DARAS.ID)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *