Agama  

Khutbah Jumat: Mempersiapkan Bekal Menuju Kematian

Khutbah Jum'at: Bekal Menuju persiapan kematian
Foto medsos

Oleh Nurdin Qusyaeri

Khutbah Jumat I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Marilah kita sejenak merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.”

Kematian adalah kepastian yang mutlak. Ia adalah “pemutus kenikmatan” yang diingatkan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).

Kematian akan menemui kita di mana pun kita berada, sekokoh apa pun benteng yang kita bangun. Allah berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa: 78).

Baca Juga:  Keistimewaan dan Sunnah Hari Jumat dalam Islam

Pertanyaannya, sudah siapkah kita berjumpa dengan-Nya? Sudah cukupkah bekal yang kita kumpulkan?

أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ

Coba kita renungkan bersama betapa dahsyatnya sakaratul maut. Rasulullah ﷺ pernah menggambarkan:

“Sakitnya sakaratul maut itu, seperti tiga ratus kali sakitnya tusukan pedang.” (HR. Ibnu Abu Dunya).

Sebuah riwayat menceritakan tentang Nabi Idris ‘alaihissalam yang meminta kepada Malaikat Izrail untuk merasakan sakaratul maut. Setelah nyawanya dicabut dan dihidupkan kembali, Nabi Idris menangis sejadinya, tidak sanggup membayangkan manusia lain menanggung rasa sakit yang begitu dahsyat.

Lalu, bekal apa yang akan menyelamatkan kita dari kengerian itu? Bekal itu adalah amal saleh yang akan menemani kita seorang diri di alam kubur. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tiga hal yang mengikuti mayat (ke kuburannya): keluarganya, hartanya, dan amalnya. Dua di antaranya kembali, dan satu tetap bersamanya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sementara amalnya akan tetap bersamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, marilah kita berhisab atau berintrospeksi sebelum kita dihisab di akhirat kelak. Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu mengingatkan:

“Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca Juga:  Terjebak dalam Penyakit Tersembunyi: Apakah Kita Sudah Seperti Umat yang Diperingatkan Rasulullah?

Khutbah Jumat II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَالْعَمَلِ لِلْآخِرَةِ

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Setelah menyadari kepastian kematian dan dahsyatnya sakaratul maut, maka bergegaslah untuk mempersiapkan bekal. Allah berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197).

Ada beberapa bekal yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita telah tiada, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Jika seorang manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Pertama: Sedekah Jariyah. Ini adalah amal yang manfaatnya terus dirasakan orang lain, seperti membangun masjid, menyumbang untuk sekolah agama, atau proyek-proyek kebaikan yang berkelanjutan.

Kedua: Ilmu yang Bermanfaat. Ilmu yang kita ajarkan, tulisan yang kita wariskan, atau nasihat baik yang terus diingat orang, semua itu akan menjadi pahala yang tidak terputus.

Ketiga: Doa Anak yang Saleh. Didiklah anak-anak kita dengan iman dan akhlak mulia, karena doa merekalah yang akan menjadi penerang dan penolong kita di alam kubur.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. اَللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِأَحْسَنِ عَمَلِنَا، وَاجْعَلْ عَوَاقِبَ أُمُوْرِنَا خَيْرًا. اَللَّهُمَّ اخْتَمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ، وَاجْعَلْ مَا بَقِيَ مِنْ عُمُرِنَا خَيْرًا مِمَّا مَضَى

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ

Semoga khutbah ini dapat mengingatkan kita semua untuk senantiasa mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan bekal takwa dan amal saleh.

Wallahu’alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *