PERSIS Banjaran: Memperkuat Jihad Jam’iyah dan Merawat Sejarah Organisasi

PERSIS Banjaran: Memperkuat Jihad Jam'iyah dan Merawat Sejarah Organisasi
Foto: Herdiana/panitia. Jajaran tokoh PERSIS kabupaten Bandung dan Banjaran.

 

Banjaran, DARAS.ID – Musyawarah Kerja (Musker) PC Persis Banjaran tahun 2025 bukan sekadar forum penyusunan program kerja, tetapi juga menjadi ajang refleksi dan evaluasi terhadap perjalanan jihad organisasi.

Dengan mengusung tema Mengokohkan Kesadaran Bermu’amalah Secara Jama’i dalam Setiap Aspek Kehidupan, Musker ini menitikberatkan strategi penguatan organisasi agar lebih solid dan efektif.

Ketua PC Persis Banjaran, H. D. Pandi, menegaskan pentingnya penyusunan program yang tidak hanya konseptual, tetapi juga aplikatif dan berdampak nyata bagi jamaah.

“Bukan sekadar menyusun program, tetapi memastikan pelaksanaannya berjalan optimal dan memberikan manfaat yang nyata. Evaluasi ini menjadi bahan untuk perbaikan ke depan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif Pimpinan Jamaah (PJ) dalam memberikan masukan yang konstruktif.

“Kami berharap PJ lebih aktif dalam menyampaikan aspirasi dan kritik membangun sebagai bagian dari proses musyawarah yang perlu terus kita hidupkan,” tambahnya.

Ustadz Hasyim (ketua PD PERSIS kabupaten Bandung)
Ustadz Hasyim, ketua PERSIS kabupaten Bandung sedang sambutan.

Urgensi Dokumentasi Sejarah Persis Banjaran

Salah satu agenda penting dalam Musker ini adalah perlunya dokumentasi sejarah Persis Banjaran. H. D. Pandi menegaskan bahwa pencatatan sejarah harus segera dilakukan selagi masih ada saksi hidup yang bisa memberikan kesaksian langsung.

“Sejarah perjuangan Persis Banjaran perlu dicatat agar generasi mendatang dapat belajar dan mengambil hikmah dari perjalanan kita,” ungkapnya.

Gagasan ini mendapat sambutan positif dari para peserta Musker, yang sepakat bahwa dokumentasi sejarah tidak hanya menjadi referensi organisasi, tetapi juga sebagai upaya menjaga kesinambungan perjuangan jam’iyah.

Sebagai langkah konkret, akan dibentuk tim khusus yang bertugas mengumpulkan dan menyusun sejarah organisasi secara sistematis.

Evaluasi Jihad Jama’iyah: Refleksi dari H. Eri Ridwan Latif

Drs. H. Eri Ridwan Latif, M.Ag., anggota Majelis Penasihat PC Persis Banjaran, saat dipinta pandangannya memberikan beberapa poin evaluatif yang menjadi renungan bagi seluruh peserta Musker:

Baca Juga:  Teh Mey Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif BRIA 2024 atas Dedikasi untuk 500 UMKM

1. Evaluasi Perjalanan Jihad

Setiap pengurus dan anggota Persis harus menilai dirinya sendiri: apakah mereka tergolong Raabihun (orang yang beruntung), Maghbun (orang yang merugi), atau Mal’un (orang yang celaka). Penilaian ini harus didasarkan pada kontribusi nyata yang telah diberikan kepada jam’iyah.

2. Tipologi Pemimpin dalam Jam’iyah

H. Eri Ridwan Latif mengingatkan bahwa dalam kepemimpinan jam’iyah, terdapat tiga tipe pemimpin:

  • Mereka yang hanya menjalankan tugas secara mekanis.
  • Mereka yang bekerja tetapi kurang memiliki kesungguhan.
  • Mereka yang benar-benar menjalankan amanah dengan penuh keseriusan.

“Dampak dari kepemimpinan ini akan menentukan keberlangsungan jam’iyah ke depan,” tegasnya.

3. Pesan Imam Al-Ghazali tentang Ulama

Beliau juga mengingatkan pesan Imam Al-Ghazali mengenai tiga kategori ulama:

  • Ulama yang mencelakakan dirinya dan orang lain karena mencari dunia dengan ilmunya.
  • Ulama yang membahagiakan dirinya dan orang lain dengan menyeru ke jalan Allah.
  • Ulama yang mencelakakan dirinya tetapi membahagiakan orang lain karena mencari pengakuan duniawi.

4. Indikator Keberhasilan Jihad PERSIS

Keberhasilan jihad Persis ditandai dengan:

  • Munculnya ruh jam’iyah yang kuat di tengah jamaah, sehingga terjalin kebersamaan dalam membangun barisan perjuangan.
  • Tumbuhnya kesadaran kolektif untuk menjaga marwah jam’iyah dalam setiap aspek kehidupan.
  • Terselenggaranya sistem kepemimpinan yang menumbuhkan semangat berimamah dan berimarah demi solidaritas perjuangan.
H.D. Panji, ketua PC Banjaran

5. Menjaga Spirit Kebersamaan

“Setiap anggota jam’iyah harus memahami bahwa tugas dan tanggung jawab organisasi bukan hanya beban pimpinan. Pemimpin merancang kebijakan, tetapi pelaksanaannya bergantung pada keterlibatan seluruh anggota,” kata H. Eri Ridwan Latif.

6. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Umat

Persis memiliki tanggung jawab untuk membangun self-confidence di kalangan umat Islam, terutama dalam menghadapi tantangan eksternal seperti kriminalisasi ulama dan tekanan terhadap tokoh Islam.

Baca Juga:  Makna Qurban, Jejak Pengabdian: Muhammad Hoerudin Amin Tebar Kepedulian di Pesantren Darul Huda

Musker PC Persis Banjaran tahun ini menegaskan kembali pentingnya jihad jama’iyah yang terukur, kepemimpinan yang amanah, serta dokumentasi sejarah sebagai warisan perjuangan bagi generasi mendatang.

(Herdi/Cil)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *