
oleh Nurdin Qusyaeri, Daras.ID
Bukan gemerlap intan yang dirajut di leher, bukan pula sutra yang membalut tubuhnya. Bukan. Yang menjadikan seorang wanita itu berkelas, sungguh-sungguh berkelas, melampaui ukuran dunia, adalah ILMUNYA.
Ilmu yang bukan sekadar tumpukan data di kepala, melainkan cahaya yang memancar dari kedalaman kalbu, menerangi jalan gelap, membedakan yang hak dari yang batil.
Ia adalah pohon rindang yang akarnya menghunjam ke bumi hikmah, batangnya tegak menyangga langit pemahaman, dan dahannya berbuah kebijaksanaan yang ranum.
Kelasnya terpancar dari ketenangan matanya yang telah menyelami samudera pengetahuan, dari tutur katanya yang jernih bagai mata air di tengah gurun kesia-siaan. Ia berkelas karena pikirannya luas, jiwanya terdidik, dan pandangannya menembus kulit fatamorgana dunia.
Ilmunya adalah mahkota sejati yang tak bisa dicuri, tak bisa dibeli, hanya diraih dengan ketekunan dan kerendahan hati di hadapan samudera ilmu-Nya.
Dan kecantikan? Oh, janganlah kau terkecoh oleh pantulan cahaya di permukaan cermin! Yang menjadikan seorang wanita itu cantik, cantik yang memesona dan abadi, memancar hingga ke relung jiwa, adalah AKHLAKNYA.
Ia adalah wangi melati di tengah kebun, bukan karena kelopaknya semata, tetapi karena keharuman lembut yang dihembuskannya ke angin.
Akhlaknya adalah gerak-gerik yang penuh etika, tutur kata yang membasuh hati, senyuman yang tulus tanpa tebing, dan kesabaran yang membentang bagai padang luas. Ia cantik karena tangannya ringan menolong, karena lisannya terjaga dari duri, karena hatinya lapang memaafkan.
Kecantikan akhlak adalah cahaya batin yang menerangi raut wajahnya, membuat matanya berbinar penuh makna, membuat kehadirannya bagai oase di tengah dahaga. Ia cantik bukan untuk dipuja, tetapi untuk dihormati; bukan untuk dimiliki, tetapi untuk dikenang kebaikannya.
Lalu, apa gerangan yang menjadikan seorang wanita itu mahal, melampaui timbangan emas dan permata? Yang menjadikannya mahal, tak ternilai harganya, adalah RASA MALUNYA.
Bukan malu yang menjerat, bukan pula malu yang mengekang, tetapi malu yang suci, benteng perkasa yang menjaga kehormatan diri dan kemuliaan martabat. Rasa malunya adalah selubung sutera halus yang menyelimuti mutiara dalam cangkang, melindungi keagungan yang tak pantas diobral.
Ia mahal karena ia tak murah hati, tak murah kata, tak murah pandangan. Rasa malunya adalah sungai yang menjaga batas, tak meluap sembarangan, mengalir dalam koridor kesucian dan harga diri. Ia tahu nilai dirinya, maka ia tak menjualnya dengan murah di pasar kesia-siaan.
Rasa malunya adalah magnet yang justru memancarkan wibawa, membuat siapapun yang mendekat harus menunduk hormat, karena ia menyimpan harta karun bernama kehormatan yang tak tergadaikan.
Akhirnya, puncak segala keistimewaan. Yang menjadikan seorang wanita itu istimewa, benar-benar tak tergantikan, adalah KETEGUHANNYA.
Keteguhan dalam prinsip, keteguhan dalam pendirian, keteguhan dalam menjalani jalan hidup yang dipilihnya dengan penuh kesadaran.
Ia istimewa bukan karena tak pernah goyah, tetapi karena setiap kali terhempas badai, ia bangkit dengan akar iman yang lebih dalam dan batang karakter yang lebih kokoh.
Keteguhannya adalah batu karang di tengah samudera yang ganas, tetap berdiri meskipun ombak kejiuan terus menghantam. Ia istimewa karena ia tahu kapan harus lentur seperti padi berisi, dan kapan harus keras bagai baja menghadapi kezaliman.
Keteguhannya adalah nyala api yang tak pernah padam dalam gelap, penunjuk arah, pemberi semangat. Ia berjalan dengan keyakinan, langkahnya pasti meski jalan terjal, karena keteguhan telah menjadi nafasnya, tulang punggungnya, nyala jiwanya.
Ia istimewa karena ia utuh, tak tercerai-berai oleh angin pendapat, tak lekang oleh panas godaan. Ia adalah benteng yang berdiri tegak di tengah pusaran zaman.
Maka, lihatlah lebih dalam. Wanita berkelas itu bersemayam dalam cahaya ilmunya. Wanita cantik itu memancar dari kelembutan akhlaknya. Wanita mahal itu dijaga oleh benteng rasa malunya.
Dan wanita istimewa? Ia berdiri abadi di atas pilar keteguhan hatinya yang tak tergoyahkan. Inilah simfoni empat nada yang menyusun lagu agung tentang esensi seorang perempuan.
Wallahu’alam






