Puisi  

Menyemai di Dunia, Menuai di Akhirat

Oleh: Nurdin Qusayeri

Tuan,
Kelak kita akan pulang,
Pada keabadian yang tak lagi mengenal waktu,
Namun hanya di dunia ini,
Tempat kita menanam kasih yang Allah kan pandang.

Di sini kita bisa mencinta,
Menyemai amalan agar tumbuh cinta-Nya,
Sebab kelak,
Saat nadi berhenti berdetak,
Tak ada lagi yang bisa kita lakukan,
Hanya tinggal jejak yang kita tinggalkan.

Rasulullah telah berpesan,
Ada pahala yang mengalir meski tubuh lelah telah tiada.
Empat perkara yang kekal,
Menjaga kita di balik tirai maut.

Satu,
Mereka yang gugur menjaga batas jalan Allah,
Berjuang, hingga pahala tak pernah putus.

Dua,
Ilmu yang diajarkan,
Selama ia diamalkan, selama itu pula mengalir balasan.

Tiga,
Sedekah yang tertinggal,
Selama ia masih bernafas di dunia, pahalanya tetap abadi.

Empat,
Anak shalih yang kau didik,
Doa-doanya menggapaimu,
Mengangkatmu di saat tiada daya.

Tuan,
Kita sudah punya yang mana?
Mari segerakan sebelum usia tutup tirai,
Sebelum waktu menunda segala niat,
Sebelum semua kesempatan hilang.

Tebarkan amal jariyahmu,
Agar keselamatan memelukmu,
Di akhirat yang tak lagi mengenal waktu.

Cinunuk, 21 September 2024

Baca Juga:  Palestin: Darah, Air Mata, dan Keteguhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *