
Bandung, daras.id — Aula Qornul Manazil, Jl. Ciganitri No. 2, Cipagalo, Buahbatu, menjadi saksi momen penutup yang penuh semangat dalam perhelatan IAI Expo 2025. Acara ini digelar di bawah naungan Institut Agama Islam Persatuan Islam Bandung (IAI Persis Bandung), dan ditutup dengan sambutan menggugah dari Muhammad Hoerudin Amin, S.Ag., MH.—anggota DPR RI, Sekretaris MPR RI, sekaligus Ketua Ikatan Alumni (IKA) IAI Persis Bandung.
Turut hadir dalam acara ini Rektor dan para Wakil Rektor IAI Persis Bandung, jajaran dosen, serta ratusan mahasiswa yang larut dalam atmosfer reflektif dan inspiratif. Dalam pidatonya, Hoerudin tak sekadar memberikan sambutan formal, melainkan membakar kembali semangat idealisme yang mulai redup di benak sebagian mahasiswa.
Menyalakan Api Mimpi dan Pengabdian
Salah satu titik fokus pidato Hoerudin adalah mengenang almarhum Hamdani Hamid, dosen senior IAI Persis Bandung yang dikenal karena nasihat-nasihatnya yang menggugah mahasiswa untuk berpikir besar dan berjiwa luas.
“Almarhum Pak Hamdani bukan hanya mendidik, tapi menghidupkan. Ia membangunkan generasi agar jangan pernah tidur dari cita-citanya,” ucap Hoerudin penuh haru.
Dari sosok almarhum inilah ia melanjutkan gagasan tentang pentingnya mahasiswa untuk berani menyebut dan merawat cita-cita.
“Cita-cita itu gratis. Tapi kalau tidak diucapkan, ia akan terkubur sebelum dilahirkan,” serunya, disambut tepuk tangan hadirin.

Pesan Berenergi dari Muhammad Hoerudin Amin
Hoerudin juga menekankan bahwa niat yang bersih adalah pintu menuju semesta makna. Menuntut ilmu, menurutnya, bukan sekadar memenuhi formalitas akademik, tapi merupakan jalan menuju kedalaman eksistensi.
“Belajar itu bukan sampai lulus, tapi sampai ajal menjemput. Ilmu itu pengabdian yang tak kenal masa pensiun.”
Kalimat yang paling mencuri perhatian adalah ketika ia mengatakan:
“Sebesar-besar pengorbanan adalah setinggi-tinggi kemuliaan.”
Sebuah kredo hidup yang menurutnya layak menjadi bekal moral dan spiritual bagi siapa pun yang meniti jalan pengabdian, baik sebagai intelektual, aktivis, maupun aparatur negara.
Menjadi Mahasiswa Pejuang, Bukan Penunggu Waktu
Dengan gaya yang membumi namun penuh energi, Hoerudin menantang mahasiswa untuk tidak menjadi “penghuni kampus yang hanya menunggu nasib.” Ia mendorong agar setiap mahasiswa berani bermimpi besar dan konsisten dalam belajar sebagai bentuk ikhtiar menjemput takdir terbaik.
“Jangan kubur mimpimu di kampus ini! Rawatlah, tumbuhkan, dan hantarkan ia sampai ke puncak pengabdian!”
Pidato penutup ini sukses menyulut gelora dalam jiwa para hadirin, menegaskan bahwa IAI Expo 2025 bukan hanya sekadar event kampus, tapi momentum pergerakan gagasan dan semangat juang mahasiswa IAI Persis Bandung.